Warning: Tulisan
ini saya persembahkan kepada bapak-bapak pendiri bangsa Indonesia dan nenek
saya
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIUPN8GPa7VFWBNOF7G-AC-B94LV5vIK7D4CxwUxuwMSCas2rxhj-Z-FdQUQj4bp62sa0d66p4RHEHxjT02TzDvGcFaDj3t1RgSbot2oN2TmTcbPnvvykaZpUVS1AH0OvZywPlWo0quOA/s320/Bhinneka+Ceria.jpg)
Gagasan
pancasila sudah tercetuskan pada zaman koloni belanda berada di tanah
Indonesia. Namun hari lahir pancasila dikukuhkan pada tanggal 1 Juni 1945
seiring dengan Presiden RI pertama Soekarno yang mempunyai nama panjang
Koesno Sosrodihardjo menyampaikan pidato
bersejarahnya pada tanggal 1 juni 1945. Kebetulan pada tanggal itu saya tidak
bisa hadir melihat pidato yang dibawakan bung karno karena saya memang belum
lahir pada saat itu. Saya lahir tanggal 13 Juni 1991 yang menyebabkan saya
tidak bisa menyaksikan pidato Bung Karno yang mempunyai kharisma luarbiasa dan
berjiwa solidarity maker. Bung Karno
menyampaikan pidato tersebut untuk menjawab tantangan Dr. Radjiman
Wediodiningrat tentang perlunya filosphische
grondslag (Ideologi) untuk Negara Indonesia yang merdeka. Hal tersebut
senada dengan yang dikatakan nenek saya waktu saya masih kecil.
“emang (panggilan waktu
saya kecil) tau ga syarat sebuah bangsa bisa jadi gedek?” kata nenek saya.
“gatau nek” kata saya.
“syarat sebuah bangsa dapat menjadi gedek tidak lain dan
tidak bukan mempunyai ideologi yang dapat mempersatukan rakyatnya.” Kata nenek
saya.
“oh gitu nek.” Kata saya.