Subscribe:

Ads 468x60px

Beranda

Jumat, 10 Juni 2011

Individu dengan Change DNA Unggul

Dalam bab ini akan diperkenalkan 4 (empat) tokoh perubahan dan bagaimana mereka memanfaatkan DNA perubahan yang mereka miliki. Masing-masing dari mereka adalah Muhammad Yunus, Sheikh Mohammad Bin Rasjid Al Makhtoum, Martin Luther King, dan Paul Otellini. Berikut cerita dan perjuangan keempatnya yang mewakili perubahan bisnis/perusahaan, social dan nilai-nilai, serta negara/wilayah.

1.       MUHAMMAD YUNUS : BANK UNTUK PARA PENGEMIS

Seorang guru besar ilmu ekonomi dari Universitas Chittagong ini melakukan kunjungan lapangan di Jobra, sebuah desa di Bangladesh pada tahun 1974, beliau berpikir bagaimana menerapkan subsidi atau insentif untuk menggerakkan ekonomi. Tetapi apa yang dilihatnya secara riil di Jobra hari itu telah menimbulkan pengaruh yang sangat besar bagi hidup professor itu di kemudian hari dan hidup jutaan orang miskin di seluruh dunia.
Dalam bukunya yang berjudul  Bank for the Poor, ia menyadari bahwa yang mereka butuhkan adalah modal yang tidak seberapa namun karena mereka tidak memiliki jaminan maka akses ke dunia perbankan tertutup. Maka wajarlah, mereka menjadi sasaran empuk para tengkulak dan rentenir yang harus membayar tinggi padahal yang mereka butuhkan adalah pinjaman tanpa jaminan dengan bunga dan cicilan yang rendah. Itulah yang mendasari berdirinya Grameen Bank yaitu bank untuk kaum papa, bank yang memberikan pinjaman tanpa jaminan. Sebuah sasaran yang dinilai mustahil oleh pemerintah maupun masyarakat perbankan namun Muhammad Yunus telah merubahnya.

… Melihat Kaum Miskin sebagai Pasar Aktif

Kejadian di jobra menyadarkan Yunus akan adanya kebutuhan dan bagi ekonom kebutuhan berarti pasar. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana menggerrakan kebutuhan itu menjadi pasar? Dan para ekonom pun menjawab bahwa yang dibuthkan adalah peran pemerintah. Bentuknya bisa bantuan, bisa juga kredit mikro. Tetapi apa yang terjadi, seketika orang-orang bermental miskin. Namun Yunus beranggapan lain, menurutnya mereka tidak butuh bantuan pemerintah, mereka juga tidak perlu pelatihan untuk survival. Mereka tidak membutuhkan modal dalam jumlah besar  namun system perbankan yang ada tidak memungkinkan mereka untuk memperoleh pinjaman. Dan jika pemerintah terlibat hampir pasti system ini akan terpolitisasi.
Lantas bagaimana pasar ini ditumbuhakan?  Yunus akhirnya menemukan caranya, yaitu kaum miskin itu harus diubah, dari orang kampung biasa, dari orang miskin, menjadi seorang wirausaha dan mereka perlu diberi wadah yang lebih besar. Wadah besar itu adalah kemerdekaan berusaha, dan yang mereka butuhkan adalah modal berupa uang untuk memulai usaha yang bebas jaminan dan cicilan ringan, 

…Bank untuk Para Pengemis

Pada tahun 1976, Yunus mendirikan Bank Grameen ( Grameen berarti daerah pedesaan atau kampung) untuk kaum papa di Bangladesh. Untuk memperoleh pinjaman mereka harus mentaati sejumlah aturan, yaitu Grameen hanya memberi pinjaman kepada peminjam individual yang membentuk kelompok berjumlah lima orang. Gagasannya adalah memberikan tekanan kelompok agar anggota-anggota menjadi lebih bertanggungjawab untuk mengembalikan pinjaman. Cara ini dikenal dengan system “grup solidaritas” yaitu dimana setiap anggota kelompok kecil ini bertindak sebagai rekan penjamin pembayaran dan mendukung usaha satu sama lain. Grameen juga mengutamakan sasaran pasarnya pada perempuan, alasannya sederhana, kaum perempuan lebih teliti, lebih bertanggungjawab dalam mengelola uang dan mengembalikannya.
Pengemis hidup miskin, tetapi sebenarnya mereka mau bekerja, yaitu mengemis. Sekarang tinggal bagaimana kita mengubahnya. Tahun 2004, Yunus membidik pengemis menjadi nasabah Grameen. Dan responnyapun baik. Seperti yang ditulis Mukul Pandya dan Robbie Sheel (2005), Yunus melihat bahwa para pengemis yang berhasil berwirausaha akan memasuki cara pikir baru.  Yang kemudian akan muncul kebutuhan seperti rumah, uang, sekolah modal kerja dll.

... Mereka Tetap Tidak Bisa Melihat

Sebagian besar orang yang tak dapat melihat peluang perubahan ini justru menghalanginya dengan mengatakan tidak mungkin, tidak bias, gila!,aneh!, tidak akan berhasil dan sebagainya. Tetapi begitu anda berhasil, yang lain akan mengatakan bahwa sebenarnya mereka juga bisa melakukan asal ada kerja keras.
Dalam tulisannya, Stephen Covey menyebutkan betapa powerful-nya bekerja dengan gairah nurani. Work-heart, bukan work-hard adalah kata kuncinya. Dengarkanlah apa kata Yunus dalam wawancara khususnya dengan Stephen Covey. Yunus melihat bahwa para pengemis yang berhasil berwirausaha akan memasuki cara berpikir baru.
Ketika merintis sesuatu yang baru, yang bertentangan dengan pandangan umum, apa yang dilakukan oleh Yunus di sini dapat menjadi pelajaran berharga buat kita semua. Yang kelihatan aneh itu bukanlah melulu seseuatu yang keliru. Bias jadi itulah awal bagi sesuatu yang baru yang berlalu di masadepan. Yunus telah menunjukan bahwa ada cara baru untuk mengentaskan kemiskinan, bukan dengan bantuan yang membuat rakyat miskin pasif dan terus-menerus tergantung pada pemberi bantuan, melainkan mengubahnya menjadi wirausaha.

PAUL OTELLINI: MEMBUNUH KARYA BESAR ANDY GROOVE

CEO baru membawa angina segar, lain generasi pula tantangannya. Itulah yang tengah dihadapi intel dewasa ini. Seorang CEO baru memulai pembaharuan dengan menghancurkan cara-cara lama. Coba bayangkan apa yang akan terjadi kalau anda menghadapi situasi ini: Anda bekerja di sebuah perusahaan pembuat chip computer yang besar, bahkan terbesar di dunia. Angka penjualan anda demikian besar, dari masa kemasa tumbuh terus.Tingginya penjualan dan keberhasilan perusahaan diyakini sebagai hasil ramuan dari profesionalisme, kultur penemuan dan kewirausahaan serta leadership dari orang yang sangat di hormati dalam industrinya. Selain dikelola oleh orang-orang lulusan universitas terkemuka, perusahaan aktif meluncurkan produk-produk baru.
Meski sebagian besar key people adalah insinyur yang bekerja untuk mengembangkan produk, mereka cepat menyesuaikan diri dengan selera pasar. Dulu, waktu berkonsentrasi di bisnis memory chips, perusahaan sempat diserang oleh pendatang dari Jepang yang ternyata mampu membuat produk baru lebih cepat. Berkat spirit kewirausahaa di layer tengah, para eksekutif dengan cepat mengalihkan produksi dan memory chips kebisnis microprocessor. Wahar, jepang lebih unggul, karena menjadi pemain memory chips  yang kokoh, mereka di dukung industry elektronik konsumen yang kuat. Perusahaan anda pindah ke microprocessor karena di negeri anda basis industrinya adalah computer.
Ketika anda di angkat, anda melihat semua insinyur begitu bangga dengan microprocessor untuk menggerakan computer. Mereka begitu bangga dengan temuan-temuan yang mereka kembangkan, dan bangga dengan korps mereka.Anda bukanlah insinyur. Anda adalah MBA dari sebuah sekolah bisnis. Dan pada saat anda masuk dan mengutak-atik data strategis, tiba-tiba anda melihat bahwa permintaan computer di negeri anda telah melewati masa puncaknya. Bahkan sekarang cenderung turun.Tentu saja tak semua orang menyadari hal ini. Orang-orang asyik bekerja, yang tak punya akses pada data, yang tidak paham dengan perhitungan akuntansi dan data-data makro tidak begitu mengerti apa yang sedang terjadi di luar. Mereka lihat merek perusahaan masih top, produksi chips masih seperti biasanya.

Para Insinyur Mulai Merasa Gerah

Hampir di setiap perusahaan besar dapat kita temui profesi warga negara kelas satu, seperti para insinyur menjadi warga yang paling berpengaruh di Intel. Mereka adalah orang yang tekun menjaga tradisi kesempurnaan dan keunggulan di Intel.
Mei 2005, Otellini diangkat sebagai CEO, dan tentu dia membawa perubahan. Otellini adalah seorang akuntan yang sekolah bisnis, bukan seorang insinyur. Maka dari itu, mereka melihat rendah kepada bos mereka itu. Tetapi tak lama setelah pengangkatannya, mereka merasa gerah sendiri.
Program kerja Otellini yaitu merekrut orang-orang baru dan hasilnya lebih dari 20000 wajah baru berhasil direkrut. Orang-orang tersebut berasal dari macam-macam latar belakang, seperti Erik B Kim yaitu seorang yang membangun merk Samsung pada produk elektronik dan mantan pemimpin pemasaran di Samsung (1999) diberi kepercayaan untuk menjadi direktur pemasaran, kemudian Bern Shen seorang dokter spesialis yang bertugas mengembangkan teknologi kesehatan digital. Juga Steven Gray alumnus Nokia yang dipercaya untuk menjadi Vice President dalam menjelajahi teknologi peranti genggam. Dan masih banyak lagi dengan latar belakang yang beragam dari ilmu pasti, seni, maupun ilmu sosial.        Hal tersebut sangat menggusarkan orang-orang lama, karena dalam tempo 3 bulan saja sekitar 4% insinyur di Intel mengundurkan diri secara sukarela. Namun, yang lebih berbahaya yaitu keberadaan seorang yang tidak senang dengan keadaan baru ini namun tetap bertahan di dalam perusahaan.
Tak lama setelah itu, Otellini menghentikan proyek Pentium 4 yang dikerjakan sejumlah spesialis desain, yang akhirnya para spesialis tersebut mengundurkan diri dan pindak ke perusahaan pesaing yaitu AMD, Texas Instrument, dan IBM. Keadaan tersebut sangat merisaukan.

… Sebuah Rencana Perubahan

Berakhirnya kekuasaan insinyur adalah sesuatu yang akan menyiksa mereka dan membuatnya resah. Ini jelas mengganggu mereka dan kemungkinan yang bisa terjadi perusahaan akan kacau akibat diacak-acak mereka, dan bila perlu menggempurnya dari orang nomor satu, Andrew Groove.
Tanda-tanda penurunan memang sangat jelas. Tetapi sepanjang seseorang hanya asyik dengan pekerjaannya saja, maka mereka tidak dapat melihat tanda-tanda zaman. Misal, mereka tidak membaca dan percaya bahwa pesaing mereka nomor 1, sebagai contoh Advanced Micro Devices (AMD) yang sama-sama membuat chips komputer sejak 2004 mulai menggerogoti pangsa pasar intel. AMD mulai unjuk gigi sejak berhasil meluncurkan Chip Opteron dan Athlon 64. Selain itu, para pemimpin yang tidak memimpin bertahun-tahun mulai membangun kolaborasi dengan cara mereka masing-masing. Texas Instruments dengan Qualcomm dsn AMD membentuk aliansi yang mereka sebut sebagai aliansi strategis untuk melahirkan Chip Plarform dalam rumah digital.
Orang yang disinari cahaya terang di masa lalu, memang tak akan bisa melihat benda-benda baru di depan. Kalaupun terlihat mereka tak akan mempercayainya. Lawan yang kecil akan dianggap kecil terus sepanjang masa, meski mereka tumbuh dan adaptif terhadap perubahan.
Otellini mengguncang setiap sudut perusahaan. Selain melakukan reorganisasi, ia juga membuat perubahan besar dalam pengembangan produk. Bila pada masa lalu para insinyur mengerjakan chips yang semakin cepat dan setelah itu membiarkan tenaga-tenaga pemasaran menjual produk itu, sekarang produk dikembangkan bersama-sama.


GAGASAN PETA PERUBAHAN OTELLINI:

1.        Tingkatkan Kekuasaan Pasar
Untuk meningkatkan kekuasaan di pasar, ia beranggapan masa depan Intel tidak bisa lagi digadaikan dalam industri komputer.
2.        Hapuskan Segala Sesuatu yang Berbau ‘Intel Lama’
Dari segi branding, segala sesuatu yang berbau ketidakunggulan akan dibersihkan dan logo Intel lama yang telah berusia 37 tahun akan diganti.
3.        Kembangkan Produk  Baru
Intel mengembangkan product brand baru yang dinamai Viiv (untuk chip PC rumah, lengkap dengan link untuk dunia hiburan). Viiv berarti alive (hidup). Mereka menyebut Viiv sebagai platform yang mampu menghidupkan segala kebutuhan di rumah, seperti TV,PC,  stereo,dll. Sedangkan chip diluar  Viiv bernama “core” dan sejak awal 2006 sudah dipakai oleh Apple Computer.
4.        Bangun Budaya Baru
Membangun budaya yang lebih terbuka, lebih horizontal, dan tak ada pemimpin kharismatik serta warganegara kelas satu. Semua orang harus terbuka terhadap pasar dan menghargai adanya profesi lain selain insinyur yang memberi kontribusi sama pentingnya terhadap pengembangan produk.
Apa bedanya Otellini dengan para pendahulunya? Berikut penjelasan Otellini kepada majalah Time :
“Gordon (Moore) adalah genius yang pernah dimiliki Intel. Andy (Groove) adalah guru manajemen. Craig (Barrett) mempunyai legacy dalam membangun fasilitas manufaktur dalam era yang menurun. Lantas saya ini apa? Saya hanya ingin dikenang sebagai orang produk”. Ia ingin dikenang sebagai orang produk. Alasannya karena dengan strategi berbasiskan pengembangan produk, perencanaan dan desain Intel akan keluar dari kegelapan. Produk bukan berarti produksi, produk berarti pemasaran. Ini berarti struktur Intel akan berbasiskan produk, dan akan lebih banyak product variety dari masa-masa sebelumnya.

… Kunci perubahan : Persetujuan Groove

Groove  adalah pemimpin intel, ia seorang yang keras dan mottonya dikenal oleh semua orang yaitu “Only paranoid can survive”. Semua orang juga mengetahui bahwa betapa besar kharismanya dan jangan coba-coba berdebat dengannya. Bagi Groove mendengar keluhan-keluhan dari anak buah yang memilih hengkang cukup membuatnya berang daripada mendengar suatu perubahan yang terjadi di dalam organisasinya. Majalah Business Week melaporkan bagaimana tegangnya suasana rapat yang digelar oleh pemimpin baru intel. Dalam rapat ini salah satunya dihadiri oleh Eric B. Kim, direktur pemasaran keturunan Korea. Semua orang terdiam saat Kim mengusulkn untuk membunuh segala legacy yang di bangun Groove yaitu berupa logo, symbol e, kata intel inside, produk, merek Pentium dan lain-lain. Ternyata di luar dugaan Groove menerima perubahan ini dengan senang hati.
Adanya suatu kenyataan bahwa dalam sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, tetapi dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat umum yang memiliki pengaruh dalam kepemimpinan organisasi, yaitu :
Kecerdasan. Biasanya pemimpin memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi di bandingkan dengan yang dipimpin.
Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial. Pemimpin cenderung menjadi lebih matang dan memiliki emosi yang stabil. Seorang pemimpin mempunyai keinginan untuk menghargai dan dihargai.
Motivasi diri dan dorongan berprestasi. Biasanya mereka bekerja berusaha mendapatkan penghargaan yang intrinsik dibandingkan dari yang ekstrinsik.
Sikap-sikap hubungan kemanusiaan. Pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya.
Sheikh Mohhamed Bin Rashid Al Maktoum: Mengubah Padang Pasir Menjadi “Hongkong Of The Middle East”.
Pada tanggal 16 Februati 1968, di sebuah tenda berjendela ditengah-tengah padang pasir yang menyengat, bertemulah dua orang bangsawan Arab. Yang satu adalah Sheikh Zayed, penerus tahta Emir Abu Dhabi, dan satu lagi Sheik Rashid, pangeran penerus tahta Dubai. Mereka bertemu untuk menindak lanjuti pembicaraan yang sudah dirintis selama bertahun-tahun untuk melahirkan sebuah federasi yang terdiri atas berbagai kekuasaan di Arab. Itulah awal terbentuknya sebuah Union yang kelak akan dikenal sebagai Uni Emirat Arab (UEA). Lompatan bersejarah itu kemudian diikuti oleh empat orang Emir lainnya, yang masing-masing datang dari Sharjah, Ajman, Fujairah, dan Al Qawain.
Dari contoh di atas dapat di kaitkan dengan bentuk-bentuk kelompok. Salah satunya yaitu kelompok primer yang dirumuskan oleh Charles H. Cooley, yaitu kelompok yang disifati dengan adanya keakraban, kerja sama dan hubungan tatap muka. Mereka utama dalam beberapa pengertian tetapi pada pokoknya mereka merupakan dasar dalam pembentukan sifat sosial dan cita-cita individu.  

… Rusa yang Gesit

Mungkin inilah keistimewaan sebuah kerajaan. Selain kekayaan yang terpusat, kekuasaannya pun diyakini punya daya pengaruh yang kuat. Tetapi abad 20 di seluruh dunia, berbagai kerajaan mulai tampak kehilangan auranya, menyusul cara berfikir masyarakat yang jauh lebih modern dan lebih kritis. Kalau rajanya tidak cerdas, sudah pasti kerajaan tinggal menjadi symbol sejarah belaka. Hal ini disadari betul oleh para Emir. Itulah sebabnya Pangeran berpendidikan Barat ini segera mengambil langkah-langkah strategis. Sebuah rencana strategis tentang masa depan UEA segera dicanangkan.

… Perencanaan Dapat Mengubah Masa Depan

Hampir semua Negara punya perencanaan, tetapi tidak semua Negara menghasilkan kesejahteraan. Seikh Mohammed menyadari pentingnya rencana, tetapi bukan sekedar rencana. Baginya setiap rencana harus mengandung tiga hal, yaitu:
Filosofi
Hampir semua negara mempunyai perencanaan, tetapi tak semua negara menghasilkan kesejahteraan. Sheikh Mohammed menyadari pentingnya rencana, tetapi bukan sekedar rencana. Baginya setiap rencana harus mengandung tiga hal, yaitu: filosofi, prioritas, dan disiplin.
Filosofi diperlukan untuk menetapkan apa yang menjadi landasan berfikir untuk melihat masa depan di tengah-tengah ribuan pilihan yang sama pentingnya. Setiap pemimpin tentu punya cara berfikir yang berbeda-beda dan pada saat yang bersamaan akan mengalami pilihan-pilihan yang saling bertentangan satu dengan lainnya. Oleh karena itulah filosofi menjadi sangat penting.

Rencana Strategis Sheikh Mohammed bin Rashid:

·         Filosofi: landasan berpikir, ekonomi dulu baru politik
·         Prioritas: dahulukan yang utama, dengan urutan yang tepat
1.      Transformasi pemerintah, menuju korporatisasi
2.      Transformasi nilai-nilai
3.      Modernisasi sektor-sektor usaha:
a.       Infrastruktur
b.      Emirates Air & turisme
c.       Empat point of interest
d.      Pelayanan publik
·         Displin : manusia yang disiplin dan budaya disiplin.
Prioritas
Prioritas adalah unsur strategi yang tak kalah pentingnya. Seperti yang diajarkan oleh Vilvredo Pareto, Sheihk Mohammed bin Rashid menyadari betul perlunya mencari 20% kegiatan yang diutamakan karena akan menyumbang 80% keberhasilan.
3 hal prioritas pilihan strategi yang diambil oleh Sheikh Mohammed bin Rashid
1.        Transformasi pemerintahan dari “a tradisional Third World government” menjadi “a shareholding giant corporate” dengan menerapkan norma-norma kerja korporasi.
2.        Transformasi nilai-nilai tradisi menjadi nilai-nilai yang mendorong pelayanan, keterbukaan, dan client satisfaction seperti yang diterapkan dalam bisnis barang-barang konsumsi.
3.        Modernisasi sektor-sektor usaha dengan basis pariwisata dan teknologi informasi.
Displin
Disiplin adalah modal yang penting untuk perubahan.

… Berlari Seperti Macan

Mereka bukan lagi seekor rusa yang harus berlari kencang di pagi buta agar tidak dimangsa hewan-hewan liar. Mereka telah menjelma menjadi macan di padang pasir yang berlari kencang, mengejar rusa-rusa lain untuk kesejahteraan. Dalam artian tidak ada kata lain selain transformasi untuk maju.

*RHENALD KASALI

0 comments:

Posting Komentar